
kuncup matamu sedari tadi berembun
namun tampak begitu lelah, bahkan hampir layu
sampai detikmu berdetik
kau tetap saja tak beranjak dari pusaran itu
padahal waktu sudah di genggaman
sampai detik yg ku tak tau
telponmu berdering...
seketika itu matamu hidup
kau memerah
kau hempaskan embun dari kuncupmu
kau beranjak dari layu yg membekukan mu
dan sandiwara itu mengakhiri episode
dering
