Tujuh dua puluh Lima
Tujuh dua puluh Lima
Jarum waktu tergambar dimataku
Langit begitu lebam, Seusai rintik airmata malam
Menyisakan dingin untuk malam dan sepenggal kerinduan
Aku menghabiskan detik diatas becak tua
Bersama seorang bapak tua, pengayuhnya
Menyusuri setiap jalan malam
Tanpa arah, namun malam cukup indah
Aku Mencari serpihan hati yg tercecer sore tadi
Langganan:
Postingan (Atom)