airmata di pancuran bambu

dengan wajah layu tertunduk murung
ia menangis ditepi sungai
gemericik air dari pancuran bambu
dendangkan simponi kedamaian
membuatnya lupa penghinaan tadi
lalu...
kembali ia bercermin di sungai itu
bukankah ini mahakarya sang pencipta?
lalu mengapa mereka menghina.