
Beri aku waktu untuk meruang,
akan ku buat burung-burung kertas dari kertas usang yang kau buang...

![]() |
![]() |
![]() |
![]() |
||
Untitled...![]() Hey... Jangan pernah berhenti! apalagi berulang menoleh kebelakang sepeda kita akan terjatuh! Ayo terus mengayuh, masih jauh... jauh perjalanan yang harus kita tempuh. Biar langit diatas kepala kita bergemuruh kita tak boleh mengeluh Biar terik bercucur peluh kita harus tetap mengayuh Senyum kita akan tetap utuh... ![]() Catatan kecil sepertiga malam...Tak sukar...Mengurai rindu dalam perdu![]() aku berjalan... memapah langkah menuju perindu hati menelusuri rasa dalam kalbu megurai berjuta kisah, peluh, & rindu aku terus berjalan... menerjang karang, merobek ilalang menerjang perdu, meredam rindu lelah takan mampu membelah rasa hmmm... hampir saja! aku tehempas badai airmata di utara namun, hatiku masih kokoh mendekap rasa rasa yang ku bawa untuknya... ![]() Aku pasrah...Sudah saatnya kelenjar airmata berhenti bekerjagemuruh dihati belum jua berlalu seusai badai malam itu sendu menderu relung waktu sesaat, terhempas di ruang eksekusi seperti nadi yg tak berdetak dan waktu yg tak berdetik semua mata nanar tertuju padanya tertunduk ia, menghitung titik airmata perlahan melemah tatapan mata sayu menohok hati, saat esok pagi ada rasa yang harus dibalut kafan rasa yang selama ini menjadi mutiara hatinya ________________________________ meski mutiara harus terbalut kafan & terkubur dalam dalam mutiara akan tetap menjadi mutiara sudah saatnya kelenjar airmata berhenti bekerja ![]() dermaga malammalamuntuk Ibu...![]() Terbayang... raut wajah sendu penuh kehangatan garis usia di keningnya begitu nampak pantulkan rona kasih yang tak pernah tersisih Terperangah... mataku melihat Bulir-bulir padi menunduk kagum saat menyaksikan ia membawakanku secangkir kasih yg telah ia buat sedari malam, ya sedari malam (tutur ayahku) Terngiang... ayat ayat Illahi yg begitu indah terlantun dari bibirnya di sepertiga malam seusai sujudnya, saat semua mata masih merekat lelap ia terjaga disamping tidurku, bersimpuh melantunkan ayat-ayat Illahi syahdu, terdengar sayup sayup diantara suara gemericik hujan Ku merindu... ada kabut dimataku, kabut airmata haru untuk ibu... ![]() Tujuh dua puluh Lima![]() Tujuh dua puluh Lima Jarum waktu tergambar dimataku Langit begitu lebam, Seusai rintik airmata malam Menyisakan dingin untuk malam dan sepenggal kerinduan Aku menghabiskan detik diatas becak tua Bersama seorang bapak tua, pengayuhnya Menyusuri setiap jalan malam Tanpa arah, namun malam cukup indah Aku Mencari serpihan hati yg tercecer sore tadi ![]()
Langganan:
Postingan (Atom)
|
Wahyu Munajat![]() Terima kasih telah singgah...
Ini adalah gubuk kecilku, ekspresiku ku pugar disini, di dinding bilik ada beberapa coretan kecil, dilantai maaf berserakan lembar lembar syair semalam, pun ada kidung mengalun lembut disini. hmmm hendak ingin membuat Istana, namun apa daya gubuk yg tercipta.
Semoga jamuan yg tersedia di gubukku ini: menentramkan hati, mendamaikan jiwa & mewariskan kesan yg mendalam untuk hati anda. ![]() ![]() ![]() ![]() |