memudarkan tatapan mata, dibalik jendela
mata itu, ya mata itu... mata yang nampak sayu
mata dibalik jendela menjelang senja
|
|
Terima kasih telah singgah di gubukku
|
|
|||
Menulis senja dibalik jendelaAkhir senja, disudut sebuah stasiun kereta yg sudah tampak menua...
Sore ini aku berada di stasiun kereta yang nampak pucat dan kian menua
Ini bukan kali pertama aku berada disini Sudah sering aku memijakkan kaki ditempat ini tapi entahlah... Segalanya terasa asing Segalanya terasa gelap Hingga tak ada yang bisa ku kenali Satu tiket perjalanan, backpack, dan gitar bersamaku Perjalananku kali ini seperti tanpa tujuan Aku sudah berusaha memetakan arahku Namun, belum jua kutemukan arah kemana tungkai kaki harus melangkah Hmmm... Keretaku sudah tiba dan mungkin tak berhenti lama Kereta mangajakku beranjak Entahlah... Kemana aku akan dibawanya *Senja di Kejaksan, 03 Juni 2011
Untitled...![]() Hey... Jangan pernah berhenti! apalagi berulang menoleh kebelakang sepeda kita akan terjatuh! Ayo terus mengayuh, masih jauh... jauh perjalanan yang harus kita tempuh. Biar langit diatas kepala kita bergemuruh kita tak boleh mengeluh Biar terik bercucur peluh kita harus tetap mengayuh Senyum kita akan tetap utuh...
Catatan kecil sepertiga malam...Tak sukar...Mengurai rindu dalam perdu![]() aku berjalan... memapah langkah menuju perindu hati menelusuri rasa dalam kalbu megurai berjuta kisah, peluh, & rindu aku terus berjalan... menerjang karang, merobek ilalang menerjang perdu, meredam rindu lelah takan mampu membelah rasa hmmm... hampir saja! aku tehempas badai airmata di utara namun, hatiku masih kokoh mendekap rasa rasa yang ku bawa untuknya...
Aku pasrah...Sudah saatnya kelenjar airmata berhenti bekerjagemuruh dihati belum jua berlalu seusai badai malam itu sendu menderu relung waktu sesaat, terhempas di ruang eksekusi seperti nadi yg tak berdetak dan waktu yg tak berdetik semua mata nanar tertuju padanya tertunduk ia, menghitung titik airmata perlahan melemah tatapan mata sayu menohok hati, saat esok pagi ada rasa yang harus dibalut kafan rasa yang selama ini menjadi mutiara hatinya ________________________________ meski mutiara harus terbalut kafan & terkubur dalam dalam mutiara akan tetap menjadi mutiara sudah saatnya kelenjar airmata berhenti bekerja
Langganan:
Komentar (Atom)
|
Wahyu Munajat
Terima kasih telah singgah...
Ini adalah gubuk kecilku, ekspresiku ku pugar disini, di dinding bilik ada beberapa coretan kecil, dilantai maaf berserakan lembar lembar syair semalam, pun ada kidung mengalun lembut disini. hmmm hendak ingin membuat Istana, namun apa daya gubuk yg tercipta.
Semoga jamuan yg tersedia di gubukku ini: menentramkan hati, mendamaikan jiwa & mewariskan kesan yg mendalam untuk hati anda.
![]() |
||||
